Jumat, 15 Mei 2009

FENOMENA HARI RAYA IDUL FITRI

Saudaraku…., Dengan training puasa selama sebulah penuh, dan di akhiri dengan Hari Raya Idul Fitri, mudah-mudahan berdampak positif terhadap kepribadian kita. Hari Raya tidak indentik dengan hiburan, permainan, dan menghambur-hamburkan harta. Tetapi Hari Raya adalah untuk berdzikir, syukur dan ampunan. Hari Raya adalah hari di mana umat islam merayakan kemenangan, kebahagian dengan penuh suka cita.
“Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” [Qs. Yunus: 58]
Sebagian orang bijak berkata: “Tiada seorang pun yang bergembira dengan selain Allah, kecuali karena kelaliannya terhadap Allah, sebab orang lalai selalu bergembira dengan permainan dan hawa nafsunya, sedangkan orang-orang yang berakal merasa senang dengan Tuhannya”.
Dalam suatu riwayat di sebutkan bahwa ketika Rasulullah tiba di Madinah, kaum Anshar memiliki dua Hari Raya istimewa mereka main-main di dalamnya, maka Rasulullah bersabda: “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua Hari Raya yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adlha”.[HR. Abu Daud, Nasa’I dengan sanad hasan]
Maksudnya menampakan kegembiraan, suka cita pada Hari Raya adalah sunnah dan di syariatkan. Hari Raya Idul Fitri merupakan sarana introsfeksi diri terhadap amal ibadah kita. Puasa yang telah kita lakukan pada bulan Ramadhan merupakan suatu sarana untuk mengontrol kebiasaan jelek. Orang yang berhasil dalam meraih ketakwaan pada bulan Ramadhan akan terekspresikan aktifitasnya pada Hari Raya Idul Fitri sebagai pribadi yang harmonis yang menjaga nilai-nilai mental spiritual. Pribadi yang harmonis akan selalu menyeimbangkan antara lahir dan batinnya, sehingga dirinya merasakan keharmonisan dalam hidup. Pribadi yang harmonis adalah pribadi yang senantiasa mengevaluasi nilai amal setiap saat dikala lapang maupun dikala sempit, dikala suka maupun di kala duka.
Idul Fitri setelah puasa pada bulan Ramadhan, Hari Raya ini terselengara sebagai pelenkap puasa Ramadhan yang merupakan rukun islam yang keempat. Apabila kaum muslimin merampungkan puasa wajibnya, maka mereka berhak mendapatkan ampunan dari Allah dan bebas dari api Neraka, sebab Ramadhan mendatangkan ampunan atas dosa yang lalu dan pada akhirnya terbebas dari Neraka.

1

Saudaraku…., Sesudah puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, Rasulullah menganjurkan untuk menyambungnya pada bulan syawal. “Barangsiapa puasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan syawal, maka pahalanya seperti ia berpuasa selama setahun”.[HR.Muslim dari Abu Ayub Al-Anshari].
Dari Tsauban Rasulullah bersabda: “Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan syawal pahalanya sebanding dengan puasa dua bulan dan karenanya bagaikan puasa selama setahun”.[HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hiban]
Saudaraku…., Shalat tarawih yang kita lakukan pada bulan ramadhan harus kita lanjutkan dengan shalat tahajjud pada bulan syawal. Sanjungan dan pujian Allah kepada orang-orang yang mendirikan shalat tahajud di malam hari. “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah”. [Qs.Adz-Dzariyat 17-18]

Dalam ayat yang lain: “Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”. [Qs.Al-Furqan: 64]
Kemudian dalam hadits di sebutkan: “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan, dan shalatlah pada waktu malam ketika manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat”.[HR.Tirmidzi dari Abdullah bin Salam]
Dari Bilal Radiyahullah anhu, Rasulullah bersabda: “Hendaklah kalian mendirikan shalat malam karena itu kebiasaan orang-orang yang saleh sebelum kamu. Sungguh shalat malam mendekatkan diri kepada Tuhanmu, menghapuskan kesalahan, menjaga diri dari dosa dan mengusir penyakit dari tubuh”. [HR.Tirmdzi]
“Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hambaNya adalah di tengah malam yang terakhir, apabila kamu mampu tergolong orang yang dzikir kepada Allah pada saat itu, lakukanlah”. [HR. Tirmidzi dan Nasa’i]
Saudaraku…., Perbanyaklah beristighfar kepda Allah dan menjaga amalan hati agar senantiasa ikhlas. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang senantisa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan di beri rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka”. [HR.Abu Daud]
Imam Al-Auza’i di Tanya: “Bagaimana caranya beristighfar? Beliau menjawab: “hendaklah mengatakan: “Astaghfirullah…Astaghfirullah…Aku memohon ampun kepada Allah”.

2

Ibrahim Al-Khawwas Rahimahullah berkata: “Obat hati itu ada lima macam: “Membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan, mengosongkan perut, melakukan shalat malam, merendahkan diri kepada Allah menjelang fajar, dan bergaul dengan orang-orang saleh”.
Saudaraku…., Ternyata amal yang tidak ada keikhlasan kepada Allah akan sia-sia, sangat rugi orang yang mengharapkan pujian dari manusia.

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Orang yang pertama di adili di hari kiamat adalah, pertama, orang yang mati syahid, kemudian dia di tanya. “Apa yang kau lakukan atas ni’mat-ni’mat Allah?” Ia menjawab: “Aku berperang di jalan-Mu, hingga aku syahid”. Lalu di katakan: “Kau bohong, kau berperang agar di katakan pemberani dan itu sudah kau dapatkan di dunia”. Kemudian ia di lempar ke Neraka. Kedua, orang yang menuntut ilmu kemudian mengajarkannya dan orang yang membaca Al-Qur’an, kemudian dia di tanya: “Apa yang kau lakukan atas ni’mat-ni’mat Allah?” Ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya dan membaca Qur’an karena-Mu”. Lalu di katakan: “Kau bohong, kau melakukan hal itu agar di katakan seorang alim dan qari dan itu sudah kau dapatkan di dunia”. Kemudian ia di lempar ke Neraka. Ketiga, orang yang di beri kekuasaan harta, kemudian dia di tanya: “Apa yang kau lakukan atas ni’mat-ni’mat Allah?” Ia menjawab: “Aku tidak tinggalkan satu celah pun untuk berinfak kecuali aku menginfakannya di jalan-Mu. Lalu di katakan: “Kau bohong, kau berinfak agar di katakan dermawan dan itu sudah kau dapatkan di dunia”. Kemudian ia di lemparkan ke Neraka”. [Kitab shahih Muslim No.3527]
Saudaraku…., Bukti keberhasilan kita dalam beramal bisa di lihat sejauh mana kita bisa mengontrol hati, bersikap dan berperilaku terhadap sesama manusia, apabila hati ada dalam cahaya Allah, maka akan selalu siap menerima hidayahNya. Utamakanlah pandangan Allah daripada pandangan manusia. Cinta kepada Allah dan RasulNya di atas segala-galaNya.
لو كان حبك صادقا لأطعته إن المحبة لمن يحب مطيع
“Sekiranya perasaan cintamu benar, niscaya engkau pasti mentaatinya. Sesungguhnya
orang yang mencintai sesuatu akan taat kepada siapa yang di cintainya”.



IRSAL SUPYAN

0 komentar:

Posting Komentar