Selasa, 31 Agustus 2010

MEMBERDAYAKAN POTENSI DIRI

Manusia adalah makhluk tiga dimensi dengan tiga kemampuan. Pertama kesadaran akan dirinya sendiri dan dunia. Kedua, kemampuan untuk memilih. Ketiga, kemampuan untuk berkarya. (Ali Syari’ati 1933-1977)

Manusia modern tentunya mempunyai banyak keinginan. Kita tau bahwa hidup memang memerlukan, life skill. Dan life skill, tidak mungkin datang dengan sendirinya. Tapi, memerlukan usaha yang maksimal, perlu digali potensi diri, dan dikembangkan dengan cara banyak belajar, kuncinya adalah jangan pernah merasa cukup dengan hasil yang ada teruslah berusaha. Berbuatlah sebanyak mungkin, lakukan yang bisa dilakukan, carilah sesuatu hal yang baru, yang bisa membawa banyak manfaat. Tanpa kemampuan yang dimiliki oleh diri, tentunya kita akan tertinggal, dan jalan ditempat yang akhirnya menyesali diri sendiri. Salah besar kalau kita sampai memvonis diri gagal dan bodoh. Kita tidak mengharapkan seperti itu menimpa kita, yang kita harapkan hidup ini dinamis penuh warna, dan banyak perubahan pada diri.

Manusia yang kreatif, tentu akan selalu mencoba hal-hal yang baru ,beinovasi. Menyukai tantangan, tidak ada khahawatiran pada diri. Melakukan tentu lebih baik daripada menonton dan mengomentari. Socrates berkata, ”Cobalah dulu, baru cerita. Pahamilah dulu, baru menjawab. Pikirlah dulu, baru berkata. Dengarlah dulu, baru beri penilaian. Bekerjalah dulu, baru berharap”. Indah sekali kata bijak ini, tidak menutup kemungkinan orang bisa terinspirasi dan berbuat lebih semangat lagi.

Walau sesulit dan sepahit apapun harus tetap punya harapan dan selalu berpikiran positif. Jangan mengalah dan menyerah, lawan dan berusaha untuk menang, Kita perlu ”memotivasi diri sendiri ” agar berdaya dan tegar dalam menghadapi hari esok. Kalau perlu bikin dan tulis suatu catatan diri yang menekankan ketangguhan mental, semisal: “Saya harus bisa, melakukan itu yang menjadi taget dan prioritas, tidak ada yang tidak bisa jika Tuhan menghendaki, Pasti saya bisa”. Baca berulangkali kalimat demi kalimat, pahami dan hayati maknanya, katakan pada diri bahwa kita mampu, untuk melakukannya.Itulah optimisme. Dengan begitu kita akan merasakan bahwah alam sadar kita merespons dalam tindakan yang nyata.

Berfikiran kreatif hanya berkembang pada masyarakat yang terbuka, toleran terhadap ide-ide “gila” dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan kemampuan dirinya.
Orang yang kreatif dan dinamis biasanya mereka selalu berpikiran bagaimana dirinya maju terdepan, visioner dan bermanfaat buat orang banyak. Sungguh mulia orang yang selalu berpikiran kedepan untuk kemaslahatan atau kebaikan umat manusia, selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tentunya ini perlu diapresiasi. Dan setiap agama apapun memandangnya sebagai tindakan yang terpuji, berakhlak dan karakter manusia yang santun dan bersahabat.

Dalam buku Psikologi Komunikasi (Jalaluddin Rahmat 2009: 77) disebutkan, secara umum menurut Colemen dan Hammen orang-orang kreatif ditandai:
1. Kemampuan kognitif. Termasuk disini kemampuan diatas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan yang berlainan, dan pleksibelitas kognitif.
2. Sikap terbuka. Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimulasi internal dan eksternal, ia memiliki minat yang beragam, dan luas.
3. Sikap bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang “digiring” , ia ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat dengan konvesi-konvensi sosial, mungkin inilah sebabnya orang-orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila. (Catatan, asgaris 2010: 21)

Jika kita berpikir, bahwa didunia ini tidak ada yang mustahil. Semuanya serba mungkin Rumus berpikirnya: “Tuhan ada dan Dia berkehendak”. Jadi, siapa manusianya yang bisa mencegahnya jika Tuhan menghendaki, pasti semua terjadi. Nah, sekarang kembali kita berpikir tentang manusia, jika manusia punya kemauan, dan berpikran positif terhadap Tuhan, menyayangi sesama manusia tanpa membedakan ras, golongan dan agama, selalu berusaha dengan sekuat tenaga, berdo’a dan ikhlas dalam beramal, apakah Tuhan tega untuk menzaliminya? Tuhan sangat Penyayang, dan mencintai umat manusia, saya kira kalau manusia berkeinginan untuk merubah dirinya menjadi manusia yang berguna, dengan cara mengembangkan potensi diri yang dimiliki, saya yakin bahawa: Tuhan akan menolong hambanya, selagi hambanya mau menolong dan berbuat kebaikan untuk diri dan juga umat manusia. Percaya dengan hal ini, berarti kita positif dalam memandang kehidupan, dan dipandang sebagai manusia yang pandai bersyukur.