Senin, 18 Mei 2009

BERJIWA BESAR DALAM MENGHADAPI STRES

"Jangan engkau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang yang kafir". ( Qs. Yusuf: 87 )

Hidup tanpa stres tidak mungkin. Setiap orang pasti pernah merasakan stres, permasalahan hidup yang datang setiap hari dengan corak yang berbeda-beda, kadang bisa menyebabkan kita stres, kadar stres tergantung kita menafsirkan masalah, karena kita tahu masalah kecil bisa jadi besar manakala kita menafsirkannya dalam bentuk negative thingking. Begitu juga dengan masalah besar akan terasa ringan jika kita menafsirkannya dalan dimensi positive thingking. Saya jadi teringat dengan pengalaman sendiri, ketika tunangan saya memutuskan hubungan yang sudah kami bina sekian lama harus segera berakhir . Ketika saya mendengar ungkapannya jelas saya merasa tertekan, yang ada dikepala saya fikiran yang terlalu di dramatisasi sehingga terasa ada beban hidup yang sangat berat sekali. Tapi, jika saya mensikapinya dengan kepala dingin, dan berjiwa besar mungkin masalah itu tidak akan "menyiksa" batin saya. Dengan ada pengalaman hidup seperti itu , kita bisa belajar bagaimana mensikapi masalah dengan tidak mengedepankan emosional. Sisihkan waktu untuk relaksasi Tunaba agar tubuh dan fikiran beristirahat sejenak, pandanglah masalah dari segi positifnya, tingkatkan kemampuan dalam mengelola stres untuk meraih hidup yang lebih tangguh.

Apa Penyebab Stres Anda?
Stres terjadi bila kita merasa tekanan hidup telah sedemikian besarnya. Berat ringannya stres yang Anda rasakan tidak saja ditentukan oleh masalah-masalah yang menimpa Anda, tetapi juga dari Anda bereaksi terhadap masalah tersebut.
Dalam konsep Al-Qur'an dijelaskan: "Apa saja yang menimpamu dari kebaikan maka itu datang dari Allah. Dan apa saja yang menimpamu dari kejelekan maka itu dari dirimu sendiri" ( Qs.An-Nissa: 79)

Mensikapi masalah harus dengan bijak. Tidak sepatutnya mensikapi masalah dengan penuh emosi, karena kalau masalah yang kita hadapi disikapi dengan kerasa kepala, dan egosentris, akibatnya akan tambah masalah dan tidak akan menyelesaikan masalah. Misalnya, seorang suami yang baru datang dari kantor dengan keadaan lemas, sesampai di rumah dia melihat istrinya yang lagi marah-marah sama anak-anaknya, ketika dia mencoba menasehati istrinya yang lagi "tegangan tinggi", tiba-tiba istrinya berbalik mencaci-maki suaminya, dan akhirnya terjadilah pertengkaran antara suami dan istrinya yang ditonton sama anak-anaknya. Akibat dari keadaan tersebut terjadi perubahan mental dan fisik yang akan menggangu kenyamanan hidup keluarga Anda. Tidak ada seratus persen orang yang bisa menghindari stres . Namun, berbagai aspek dalam kehidupan Anda, seperti Anda memandang kehidupan pribadi Anda, dukungan dari orang-orang disekitar Anda, sikap dari orang-orang yang hidup atau yang bekerja bersama Anda, bahkan makanan yang Anda konsumsi akan berpengaruh terhadap kemampuan Anda dalam mengatasi stres.

Tingkat Toleransi Terhadap Stres
Sejauh mana kita memandang hidup, sejauh itu pula kita akan merasakannya. Keindahan yang kita rasakan hasil dari fikiran kita yang memandang sesuatu dari dimensi yang positif. Ketika kita mempunyai pengalaman yang menyakitkan, maka carilah segi positifnya, berjiwa besar dalam menghadapi berbagai masalah adalah modal untuk meraih hidup yang lebih baik. Suka dan duka dalam hidup itu hal biasa sebagai bumbu kehidupan. Kalau kita memahami arti sebuah kehidupan yang penuh dengan perjuangan, kita akan mengerti bahwa hidup didunia ini sudah ada yang mengatur. Carilah prestasi hidup yang bisa memotivasi diri untuk sabar dalam menghadapi berbagai rintangan. "Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (Qs.Ali-Imran:159)

Rahasia dalam mengatasi stres adalah menyiasatinya agar menjadi sesuatu yang positif bahkan kreatif ketimbang sebagai sesuatu yang menyeret Anda kepada keterpurukan. Caranya, antara lain dengan membiasakan untuk memonitor seberapa tingkat besar tingkat toleransi Anda terhadap hal-hal yang menyebabkan stres. Pada kenyataannya tingkat toleransi terhadap stres berbeda dari individu dengan individu lain. Misalnya, ada orang yang sangat terganggu dan menjadi stres hanya karena perjalanan yang jauh dari rumah ketempat kerjanya, namun orang lain baru merasa stres bila harus mengejar target sales yang harus diraihnya. Seorang ibu merasa stres gara-gara anaknya tidak mendapatkan nilai 8 untuk matematika, sementara ibu lain tenang-tenang saja meski anaknya mendapat nilai merah.
Dengan menyadari seberapa besar tingkat toleransi terhadap berbagai hal yang menyebabkan stres akan membantu Anda dalam memonitor tingkat derita stres Anda. Pada saat Anda merasa stres sudah tidak bisa tertanggulangi, Anda harus mengambil langkah-langkah untuk menguranginya dan mengembalikannya pada tingkat toleransi yang semula. Jadi dengan berhasil mengatasi stres, Anda sekaligus mendapatkan peluang untuk menjadi lebih terampil dalam mengatasi stres yang lebih besar demikian seterusnya.

Tingkatkan Kemampuan Anda Dalam Mengatasi Stres
Kadang-kadang penyebab stres yang Anda derita merupakan sesuatu yang jelas. Misalnya, menghadapi perceraian, hilang pekerjaan, atau ditinggal mati oleh orang yang Anda sayangi. Sementara stres dengan sebab yang tampak lebih ringan tetapi kurang konkrit atau tidat terlalu jelas justru lebih sulit diatasi. Yang seperti ini biasanya yang bersumber dari diri sendiri. Misalnya, ketegangan mental yang melanda Anda di tempat kerja. Itu sebetulnya penyebabnya adalah kurang mampunya Anda dalam time management. Masalah stres kerja ini cukup sulit karena belum tentu Anda mau mengakui dimana letak kelemahan Anda sebenarnya.
Ada sejumlah gangguan stres yang pada kenyataanya memang tidak bisa dihindari. Dan ini tidak selalu berarti buruk. Percayalah, apapun stres yang menimpa Anda kalau di sikapi denga jiwa besar, pasti akan membuat Anda lebih kuat dan kian bijak dan semakin besar rasa percaya diri dalam menghadapi hidup.

Kegiatan kerja sehari-hari yang tidak teratur membuat Anda stres, atasan Anda selalu mendikte, terlalu intervensi terhadap keluarga Anda, hasil kerja kerasa Anda disepelekan, tidak pernah memberikan apresiasi kerja, setiap memberikan ide selalu ditolak, bagaimana perasaan batin Anda ketika mendiskusikan konsep kerja,
yang menurut Anda sudah ada solusinya dan tiba-tiba ide Anda tidak direspon sama sekali, dan bos Anda memandang sebelah mata, bagaimana reaksi tubuh Anda, apakah posisi seperti itu membuat diri Anda stres?

Jangan terbawa emosi, apapun yang kita lakukan selama tidak merugikan orang lain, Anda harus berfikir positif. Tenangkan diri, cari solusinya. Ketika ide anda ditolak, jangan stres. Menurut Rick Maurer, cara pandang seseorang terhadap si pembawa ide kadangkala lebih berperan dalam menilai suatu ide dari pada ide itu sendiri. Dan menurutnya, ada tiga bentuk penolakan. Pertama, orang tidak mengerti ide yang Anda ungkapkan. Karena itu tentunya, ia membutuhkan lebih banyak informasi, penjelasan, dan waktu untuk berfikir. Kedua, menolak karena tidak menyukai ide tersebut. Meminta seseorang untuk melakukan sesuatu yang baru memang bukan perkara yang mudah. Kecemasan ini yang biasanya membuat orang enggan mencoba ide yang baru. Ketiga, penolakan karena orang tersebut tidak mempercayai Anda. Penolakan macam ini biasanya bersifat subyektif. Pada situasi macam ini komunikasi dan kepercayaan diantara orang-orang tersebut mesti dibangun terlebih dahulu. Apa pun alasannya, Anda bisa merasa kesal, dan juga stres, tapi jangan patah arang, lakukan hal-hal positif yang bisa memotivasi diri Anda untuk berjiwa besar.

1.Komunikasi dengan Tuhan
"Ingatlah dengan banyak mengingat Allah, hati akan tenang". ( Qs.Ar-Ra'd: 28)
Berkomunikasilah dengan Tuhan, tidak hanya saat-saat dimana Anda mulai merasa, cemas, dan stres. Atau paling tidak bermeditasialah, Studi menunjukan bahwa meditasi maupun berdo'a akan menyeimbangkan stuktur kimia diotak dan akan menjaga agar rasa stres, depresi, dan cemas, tetap berada pada jalurnya.
Kata Hallowell, "Tuhan ibarat seorang teman yang selalu menyertai dan memiliki waktu untuk Anda".

2. Tenangkan diri
Agar tidak mersa prustasi, atau stres, jangan terlalu menguras enerji kekesalan. Merasa emosional wajar, tapi jangan berlarut-larut. Anda tidak sendiri, ditolak merupakan bagian dari kesuksesan. Hampir orang sukses didunia pernah mengalami penolakan ide, konon sebelum menjadai best seller dunia, Harry Potter pernah sekian kali ditolak oleh agen penerbitan.
Setelah tenang, telaah kembali sebab-sebab penolakan tesebut dengan kepala dingin. Cari point-point penting yang bermanfaat untuk mengembangkan ide Anda dikesempatan berikut, dan jadikanlah pengalaman tersebut sebagai pelajaran.

3. Bersikap realistis
Mungkin saja penolakan tersebut bukan tentang Anda, atau tentang ide Anda. Ada banyak faktor yang membuat sebuah ide bisa diterima atau ditolak. Mungkin saja ide tersebut lebih cocok diterakan dilain waktu. Mungkin saja orang lain atau bos Anda melihat sisi lain dari ide Anda yang bisa di manfaatkan.

4. Meminta komentar
Kalau mungkin, ajaklah teman untuk berdiskusi dan minta tanggapan dari orang lain mengenai ide Anda. Paling tidak Anda tahu letak kelemahan dan keunggulan ide Anda.

5. Kritik diri sendiri
Jadilah pengkritik bagi diri sendiri. Sehingga saat menelaah ide, Anda akan lebih jeli dan tak ragu memperbaiki bila diperlukan. Carilah kelebihan diri sendiri, lalu kembangkan untuk meraih kesuksesan. Perbaiki kelemahan, lalu tingkatkan semangat belajar. Belajarlah telebih dahulu maka prestasi akan mudah untuk diraih. Kalau mau merubah dunia, maka rubahlah diri sendiri terlebih dahulu, begitulah kata pepatah.

6. Kelola stres Anda
Bagaimana pun Anda tidak terhindar dari stres. Pada saat stres, tubuh memproduksi lebih banyak radikal bebas, yang ternyata mempercepat timbulnya tanda-tanda penuaan. Jadi, belajarlah mengelola stres Anda. Misalnya, dengan banyak tersenyum dan tertawa kurangi kecemasan yang tidak perlu, tumbuhkan perasaan bahagia, atau tetap bersemangat muda. Bukan hanya baik untuk kesehatan tapi juga untuk mental dan spiritual Anda. Pandanglah dunia ini sebagai mana Anda memandang indahnya langit buru.

7. Jangan bosan belajar
Giat belajar dan mencari pengetahuan, bisa menjadi salah satu cara mempertahankan ketajaman otak Anda. Jadi ketika ada masalah yang Anda hadapi, Anda akan mengerti bagaimana cara mengantisipasinya. Banyak belajar dari pengalaman diri sendiri, dan orang lain akan semakin bijak dalam menghadapi stres dan rasa cemas.

8. Latihan wajib
Jangan malas untuk berolah raga. Misalnya, stretching, yoga atau meditasi. Tak harus menunggu usia matang untuk berolah raga. Olah raga bukan saja berefek bugar, tapi juga membuat Anda lebih berenerjik, dan supel. Membuat kekebalan tubuh, melancarkan metabolisme. Bahkan mencegah stres dan depresi.
Hallowell mengatakan, "olah raga mengubah stuktur kimia secara langsung dan dramatis". Lakukan olah raga yang cepat dan dinamis untuk melepaskan stres dan kegelisahan. Olah raga yang dilakukan setiap hari selama satu setengah jam dapat menghalau kegelisahan dan stres.

Dengan memahami diri sendiri, Anda akan tahu bagaimana berdamai dengan orang lain. Masalah yang Anda hadapi harus dicari penyebabnya. Jangan sampai masalah yang menimpa terus-terusan menyiksa batin Anda. Kalau Anda punya beban moral, rasa cemas dan stres, Anda harus sharing dengan orang yang sangat Anda percayai. Komunikasi dengan teman yang loyal dan punya integritas moral akan membuat Anda nyaman disampingnya. Komunikasi bukan hanya bicara, tapi juga mendengar, Komunikasi yang baik adalah bila Anda tahu kapan harus bicara, kapan harus menjadi pendengar. خير الناس انفعهم للناس
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memberikan manfaat terhadap sesamanya". (Al-Mu'jam al-ausath lith-Thabraani 13: 28)


0 komentar:

Posting Komentar