Minggu, 04 Oktober 2009

JANGAN SAKITI AKU

"Kamu tidak akan masuk ke surga, hingga kamu beriman. Kamu tidak akan beriman dengan secara sempurna, hingga kamu saling mencintai. Maukah kamu kutunjukan sesuatu, apabila kamu lakukan akan saling mencintai?. Biasakan mengucapkan salam di antara kamu apabila bertemu". (HR. Muslim)

Kehidupan memang banyak pilihan,berani hidup harus berani memilih mana yang terbaik untuk dirinya. Dalam menentukan pilihan itu tentunya kita harus melihat konsekwensi yang akan di terima, besar kecilnya masalah tergantung cara kita mensikapinya. Dalam hal ini patut kita renungkan bersama konteks hadits di atas, tentang pribadi yang selalu menebar cinta kasih terhadap sesama. Salah satu yang ditawarkan dalam Islam adalah mengucapkan salam, yang berati mensosialisasikan dan mengamalkan sifat kesejahteraan, kedamaian, keselamatan, dan keharmonisan. Kalau kita aplikasikan dalam kehidupan kita secara benar arti kedamaian, mana mungkin akan ada orang yang menyakiti saudaranya. Karena seorang muslim yang bener percaya bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk berkasih sayang. Tidak akan ada seorang pun yang hidupnya ingin di sakiti. Kalau ada seorang muslim yang hidupnya disakiti orang lain, maka bertawakal-lah kepada Allah. Artinya serahkanlah masalah itu kepada Allah, hanya Allah-lah yang membalasnya setimpal dengan kesalahannya. Do'a orang yang tersakiti atau di zalimi sungguh di dengar dan kabukan oleh Allah. Dalam hadits di sinyalir: "Tiga doa yang tidak ada keraguan padanya, pasti dikabulkan oleh Allah, pertama doa orang tua pada anaknya. Kedua, doa orang yang sedang bepergian (musafir). Ketiga, doa orang yang disakiti atau dizalimi".

Dalam Konteks Suami-Istri
Harapan yang berkeluarga pasti menginginkan kehidupan penuh cinta kasih dan selalu harmonis. nah, tentunya ini perlu saling memahami diri masing-masing, jangan banyak menuntut kepada pasangan untuk di mengerti, tapi berusahalah secara bersama-sama untuk saling memahami, mengerti dan memberikan kepercayaan kepada masing-masing tanpa ada kecurigaan didalamnya. Jauhilah prasangka jelek kepadanya, janganlah meggekang dan mendominasi tehadap pasangan. Biarkanlah pasangan kita mengekspresikan dirinya, tapi tentunya dalam batas-batas atau koridor yang wajar, tidak menyalahi aturan agama.

Kesuksesan keluarga biasanya ditunjang dari beberapa hal, diantaranya memberikan kepercayaan, saling keterbukaan, mengungkapkan masalah yang ada, sehingga masalah yang ada dapat di ketahui dan di mengerti oleh kedua belah pihak. Masalah yang ada semestinya disikapi dengan kepala dingin tanpa mengedepankan emosi. Kalau ada masalah yang timbul, cari akar masalahnya yang bisa membuat suasana tenang dan kondusif, tentunya harus di dialogkan bersama, baik jeleknya keluarga tergantung cara sikap suami dan istri dalam mengelola masalah keluarganya. Kesuksesan sebuah keluarga tegantung kecerdasan dalam mensikapi masalah. Suksesnya istri manakala dia pandai mensikapi dan memahami karakter suaminya, begitu juga suksesnya suami tergantung cara dia dalam mengayomi dan memahami perasaan istri sehingga sang istri akan selalu memuliakan suaminya. Indah bukan?

Buat Suami-Istri Supaya "Tahu dan di Mengerti"
dalam literatur kitab klasik diriwayatkan oleh Abdul Malik bin Umair Al-Qurasy. Dia hidup pada abad ke-2H, seorang yang luas ilmunya dan pengetahuannya. Dia meriwayatkan dari Umamah binti Harits, seorang wanita yang kesohor memiliki kefasihan lisan, kehalusan bahasa, ketajaman berfikir dan kematangan intelektual. Dimana ia memberikan nasehat kepada putrinya, ketika telah berada diambang pintu pernikahan. Melalui untaian kata-kata yang sangat indah, yang layak di tulis dengan tinta emas.

Dari Abdul Malik bin Umair berkata: "Sewaktu Auf bin Muhallim Asy-Syaibani, salah seorang tokoh arab terpandang akan menikahkan putrinya Ummu Iyas denga Harits bin Amr Al-Kindi, setelah mempelai putri dihias dan di make up untuk diantarkan kecalon suaminya. Lalu ibunya, Umamah binti Harits menemuinya seraya berwasiat:
"Wahai putriku, seandainya suatu wasiat diabaikan karena memandang bahwa seseorang telah beradab atau karena seseorang telah berketurunan mulia niscaya engkau lebih utama untuk tidak diwasiatkan. Pesan ini di angkat sebagai peringatan bagi orang lalai, dan sebagai bahan renungan bagi orang yang berfikir".

"Wahai putriku, sekiranya wanita tidak membutuhkan suaminya lantaran kekayaan orang tuanya dan ketergantungan kepada orang tuanya, niscaya engkau adalah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa wanita diciptakan untuk laki-laki, begitupun sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk wanita".

"Wahai putriku, beberapa saat lagi engkau akan meninggalkan tempat kelahiranmu, dan kampung halamanmu, menuju kenegeri yang asing bagimu. Untuk mendampingi temen hidup yang engkau belum mengenal sebelumnya. Kemudian engkau akan menjadi miliknya dan dia akan menjadi raja bagimu. Mengabdilah engkau kepadanya seperti pengabdian seorang budak, niscaya dia akan menjadi hamba sahaya bagimu".

"Wahai putriku, ambilah dariku sepuluh perkara, yang kan menjadi bekal dan peringatan bagimu:
Pertama dan kedua: "Dampingilah suamimu dengan penuh rasa puas, dan bekali dirimu dengan banyak mendengar dan mentaatinya. Karena sesunggunya dalam kepuasan ada ketenangan, sedangkan dengan banyak mendengar dan taat, akan mendatangkan keridhaan Tuhan".

Ketiga dan keempat: "Kuatkan kepekaanmu pada penciumannya dan cermatilah pandangan matanya. Sehingga tidak melihat keburukan sedikitpun padamu, dan ia tidak mencium darimu, melainkan bau wangi yang paling harum. Sesungguhnya celak merupakan sesuatu yang paling baik dari apa yang ada, sedangkan minyak kasturi adalah cairan yang paling harum semerbak, yang di dambakan oleh setiap orang".

Kelima dan keenam: "Perhatikan waktu-waktu makannya, dan tenagkanlah waktu tidurnya, karena sesungguhnya perihnya rasa lapar menjadi nafsu bergejolak dan ketidak nyamanan sewaktu tidur dapat mengundang amarahnya".

Ketujuh dan kedelapan: "Jalinkan dan sambunglah hubungan baik dengan kerabat dan keluarganya dan jagalah harta kekayaannya. Karena menjaga hartanya sebagai bukti penghargaan atas jerih payahnya. Sedangkan menjalin hubungan baik dengan kerabat dan keluarganya, termasuk mengurus suami yang paling baik".

Kesembilan dan kesepuluh: "Janganlah engkau buka rahasianya dan jangan engkau durhakai perintahnya. Karena jika engkau buka rahasianya, maka engkau tidak akan selamat dari penghianatannya. Dan jika engkau durhakai perintahnya, maka berarti engkau telah mendidihkan amarahnya dalam dadanya".

Selanjutnya wahai putriku....janganlah engkau menampakan kegembiraan, pada saat ia sedang di rundung duka, dan janganlah engkau bermuram durja saat ia sedang bahagia. Karena yang pertama merupakan kelalian, sedangkan yang kedua dapat mengerohkan suasana hatinya".
"Jadilah engkau orang yang sangat menggangungkan dirinya, maka ia akan menjadi orang yang memuliakan dirimu. dan jadilah engkau yang paling mendukungnya, niscaya engkau akan langgeng bersamanya".

Ketahuilah wahai putriku....engkau tidak akan pernah sampai pada apa yang engakau sukai darinya, hingga engkau dahulukan keinginannya dari pada keinginanmu, dan kehendaknya di atas kehendakmu, terhadap segala hal yang engkau sukai dan engkau benci. Semoga Allah menganugrahkan kebaikan kepadamu dan senantiasa menjagamu".

Kalau kita perhatiakan nasehat itu begitu luar biasa, sehingga menyentuh hati orang-orang yang punya keinginan membentuk keluarga yang harmonis yang selalu mengharap ridhoi-Nya.
sekarang kembali kepada diri kita masing-masing dalam masalah ini. Ketika punya komitmen dalam pernikahan, maka persiapkan ilmu yang memadai dan mental yang handal. Semoga apa yang kita harapkan bisa terwujud dan mendapatkan ketenagan dalam keluarga.







0 komentar:

Posting Komentar