Senin, 12 Oktober 2009

SANG ISTRI YANG PENGERTIAN

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah" (HR.Muslim)
wanita yang sholehah adalah wanita yang selalu berusaha secara terus-menerus untuk berbuat baik.Dalam memilih istri perlu selektif, jangan sampai kita tertipu dengan kecantikan luarnya. Kecantikan memang penting tapi bukan segala-galanya, masih banyak faktor lain yang akan mempercantik dirinya. Kalau kita lihat dalam konsep Islam yang menjelaskan tentang beberapa faktor yang harus di perhatiakan, yaitu: kekayaan, kecantikan, keturunan, dan agamanya.Nah, dalam pernikahan yang perlu di prioritaskan adalah faktor agamanya. Karena kalau yang mengerti akan agamanya, dia akan tahu cara menempatkan dirinya.

Sebetulnya dalam konteks pernikahan itu,yang di maksud "karena agamanya" yakni memilih wanita yang cerdas dalam bersikap dan mudah diarahkan kedalam kebaikan.Kekayaan yang dimaksud bukan hanya kekayaan harta benda semata,tetapi kekayaan hati nurani.Sesuai dengan hadits Nabi: "Bukankah orang yang disebut kaya itu yang banyak harta benda? Tetapi kaya dalam pandangan Islam adalah kaya hati nurani". Kecantikan bukan hanya penampilan fisik semata, tetapi kecantikan akhlak budi pekerti itulah yang penting, sehingga aura kecantikan akan selalu kelihatan dan ekspresi dirinya (inner beauty). Keturunan bukan hanya keturunan bangsawan semata, tetapi keturunan yang di maksud adalah keturunan keluarga baik-baik dan terhormat.Sungguh bahagia orang yang mempunyai istri yang baik yang cerdas, punya kepribadian mempesona, punya cinta kasih yang tulus, mencintai suaminya karena mengharapka ridhonya, dia yakin akan kebenaran ajaran agamanya bahwa pengabdiaan terhadap suaminya adalah jalan menuju surga yang Allah janjikan kepada umatnya yang taat kepada-Nya.

Istri yang sholehah sangat penyayang, dia mencintai suaminya tanpa memandang dirinya sebagai apa atau memandang dirinya karena apa.Cintanya pun lahir tanpa di barengi dengan pemaksaan pada kehendak masing-masing.Sungguh luar biasa kekuatan imannya, dia selalu berusaha tuk membahagiakan suaminya.Cinta yang tulusnya pun tumbuh dengan batas-batas penghargaan bagi masing-masing.Pandai mensikapi suami, selalu memotivasinya, memperlihatkan wajah yang ceria ketika berhadapan dengan suami kecuali kalau suaminya lagi dalam keadaan kesuliatan. Dia pandai menghibur ketika suami lagi keadaan gelisah.
Perbedaan yang ada selalu di bikin indah dan menyengkan ketimbang menjadi suatu yang di perdebatkan.Dia percaya bahwa perbedaan itu suatu keniscayaan, tetapi yang tidak di perbolehkan adalah bercerai- berai dan pertengkaran. Saling pengertian akan perbedaan tidak akan tercipta.Jika perbedaan yang ada belum bisa di terima sewajarnya.Kalau masalah ini di pahami bersama oleh kedua belah pihak, keinginan untuk menjalin hubungan yang harmonis akan mudah untuk diwujudkan.

0 komentar:

Posting Komentar